You can read this short story by listening to Hal Terindah - Seventeen. :)
ENJOY!
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Kamu,
Seseorang yang selalu aku banggakan di depan mereka.
Sesuatu yang selalu berputar dalam otakku."
Pikirku dalam hati.
Aku sedang menunggu jemputan di sekolah pukul 2 siang, tepatnya di depan gerbang.
Tak sadar seseorang menepuk pundakku sampai 3 kali, ternyata KAMU. Wajahku memerah melihat senyumnya yang manis di bibirnya.
"Kok belum pulang?"
"Iya nih lagi nunggu jemputan, kamu ngapain disini?"
"Nungguin kamu lah hehe.."
"Gombal lagi.. Gombal lagi.. hadeh"
Kami berbincang-bincang sampai lupa waktu. Entah mengapa waktu berjalan begitu cepat saat aku bersamanya.
Rasanya baru saja aku melihat senyumnya yang manis depan mata, tau-tau harus melihatnya lewat mimpi indah malam hari.
Kini sudah 4 bulan kita dekat, kamu masih sama seperti dulu, begitu juga aku.
Masih sama-sama malu untuk mengungkapkan cinta.
Padahal apalagi sih yang ditunggu-tunggu, tinggal bilang perasaan masing-masing aja kok repot?
Aku selalu gagal untuk menatap matanya walau sekali saja, tetapi dia selalu membuat aku tersipu malu hanya dengan menatap mata ku sambil tersenyum lembut.
Kami sedang bermain beramai-ramai dengan teman-teman kami, yang dimana temanku adalah temannya juga.
Disitu, dia membawaku ke sebuah taman. Kami berdua disana.
"Tau gak kita bisa dekat karena apa?" tanya dia sambil menepuk kepalaku.
"Apa? gak inget hahahaha.." Jawabku.
Dia melirik, dan menghembuskan nafas dengan keras. Lalu dia duduk di hadapanku sambil memegang selembar foto.
"Foto ini yang buat kita deket sampe sekarang. Masa sih kamu lupa? apa kamu lagi ngodein aku? Hayooo". Sambil tersenyum dia menunjukkan foto itu ke depan mataku.
Dan aku tersenyum, aku mengambil foto itu dari tangannya.
Itu adalah foto pribadiku yang aku simpan di dalam dompet, tapi entah mengapa bisa jatuh di depan kelas dan dia yang menemukannya.
Dia pernah menyayangi seseorang, sangat sayang. Namun wanita itu tidak menggubrisnya, mungkin karena kekurangannya yang terlalu rendah di mata orang.
Dia tidak rajin, tidak begitu tampan, perokok, mungkin juga pernah menjadi peminum.
Tapi entah mengapa aku sangat-sangat-sangat mencintainya.
Jujur saja, selama kurang lebih 4 bulan kami dekat, aku sering cemburu kepada wanita itu walau dia tidak sedang membahasnya. Rasanya dalam hati ini sakit.
Di taman ini, dia bertanya dengan memegang ke2 tanganku. "Apakah aku ada di hatimu?".
Hatiku berdegup kencang, aku malu sekaligus takut. Tanganku bergemetar.
Dia bertanya lagi. "Kamu takut gak kehilangan aku?". Genggamannya makin erat.
Aku terdiam, lalu aku menjawab "Aku.. iya memang sebenernya.........", belum selesai ngomong semuanya sama dia, temannya memanggil kami untuk makan malam!
Kami pun memutus pembicaraan tadi dan langsung bergegas ke sana.
Oh Tuhan, aku hanya ingin mengatakan bahwa aku mencintainya selama ini, dan aku tak ingin seseorang memiliki dia. Namun aku baru saja membuang kesempatan itu.
Malam itu menjadi malam terindah yang pernah aku miliki.
Biasanya kami hanya bermesra-mesraan lewat chatting, tapi tidak untuk malam itu. SUNGGUH NYATA.
Tak akan pernah aku bisa lupakan genggaman tangannya yang dingin, dan matanya yang serius menatap wajahku.
Tak terasa 2 bulan berlalu, kami melewatinya dengan hal biasa saja. Ketemu di sekolah, pulang chatting sampai malam.
Tapi untuk kali ini berbeda. Aku putuskan malam ini untuk memberanikan diri mengatakan bahwa dia adalah orang yang ku sayang.
Aku meng-update status di bbm dengan memaki-maki diriku sendiri, aku merasa sangat bodoh saat itu, tapi kali ini lagi-lagi aku gagal.
Aku membuatnya penasaran sampai 30 menit lebih, dan akhirnya paket bbm aku habis. JLEB! Obrolan kami terputus begitu saja.
Tak lama dari situ, hpnya hilang.
Kami lost contact selama 2 bulan, entah mengapa di sekolah jarang bertemu dengannya, sampai suatu saat bertemu kami sudah seperti tidak pernah kenal, tegoran pun tidak.
Aku kangen.
Temanku mengusap air mata di wajahku. Ini terlalu pahit. Dia adalah orang yang membuat aku salah tingkah, aku bahagia, aku selalu memanfaatkan waktu istirahat dan pulang sekolah untuk melihat wajahnya, tapi sekarang tidak.
Besok adalah hari ulang tahunnya, entah aku akan memberinya ucapan selamat ulang tahun atau tidak, aku takut.
Besoknya ku beranikan diri datang ke rumah dia, dan menjabat tangannya saat dia membuka pintu. Dia tersenyum dan hanya mengucapkan "makasih ya". Sudah, tidak ada basa-basi lagi seperti dulu.
Lalu aku pulang dengan rasa kesal, sangat kesal.
Aku berpikir berulang-ulang apa kesalahan yang sudah aku buat padanya.
Sebulan sudah berlalu masa-masa pahit. Memang Tuhan sungguh adil.
Kami dekat kembali.
Aku dan dia sudah seperti orang pacaran setiap hari. Banyak teman-temannya yang menyuruhnya untuk menembak aku, tapi dia tetap saja tak berani untuk melakukannya.
Jujur, aku menunggu.
Suatu hari aku ribut dengan Ayahku, aku menangis di depannya karena Ayahku memakiku lewat telepon saat aku pergi dengannya.
Aku dipeluk dan dia mengusap air mata di wajahku saat itu, aku menjelaskan apa yang sebenernya terjadi antara aku dan ayahku.
Tak pernah aku duga, saat itu juga dia mengantar aku untuk pulang, dan dia yang datang menghadap ayahku untuk menjelaskan semuanya sampai-sampai ayahku tertegun memandangnya.
Aku sangat berterimakasih.
Sakit hati yang aku dapat, ketika aku mendapat kabar dari temannya bahwa dia pernah bertanya kepada temannya itu. "Kira-kira gw bakal terus atau balik aja ya ke si itu?".
Logikanya, sebenernya dia masih cinta dengan wanita yang dia pernah cintai itu.
Saat itu juga aku putuskan untuk menghapus semua kontaknya, bbm, telepon, pokoknya semuanya.
Aku menangis, menyesali semua itu. Aku rasakan sakit yang teramat dalam. Kami bubar.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku sudah duduk di bangku kelas 12, dan memang hanya menunggu waktu 2 bulan lagi untuk Ujian.
Lagi-lagi dia datang kepadaku. Dan menggodaku seperti dulu lagi.
Aku menganggapnya hanya candaan saja.
Aku beranikan untuk mengatakan itu kepada semua teman-temanku yang bertanya bagaimana hubungan aku dengan dia.
Walau dalam hati ini masih tersimpan rasa perih, dan sayang yang sebenarnya untuk dia, tapi tetap saja aku tidak ingin hal dulu terulang kembali.
Aku sedang mengerjakan tugas, tiba-tiba hp ku berdering dan tertera namanya disitu. Dia menelponku.
"Ada apa?" sahutku.
"Maafin aku ya. Maafin banget."
Aku terdiam, heran, bingung, untuk apa dia minta maaf.
Akhirnya kami berbincang-bincang sampai larut malam. Walau dalam perbincangan itu dia belum juga memberi alasan mengapa dia tiba-tiba meminta maaf.
Aku coba bertanya kepada satu-satu temannya, akhirnya ku dapatkan semua informasi tentangnya.
Dia meminta maaf karena dia telah merasa bersalah waktu aku sangat-sangat mencintainya, dia malah mencoba untuk balik ke seseorang itu, aku seperti dipermainkan, walau maksudnya bukan begitu tapi tetap saja sakit sekali. Dan sekarang, dia ingin serius kepadaku, mungkin sudah terlambat, aku sudah terlanjur menganggap semua itu hanya candaan saja, aku sudah terlanjur bilang bahwa aku tidak pernah ingin serius dengannya karena masa laluku yang kelam dengannya.
Aku rasa, aku adalah wanita terkuat disini. Aku kuat untuk diriku, walau aku tau hatiku rapuh, aku mencoba untuk bangkit. Sudah terlanjur aku membuat keputusan, jalani saja apa yang ada walau hati ini menahan semua rasa yang pedih, aku mencintai diriku.
Sekarang dia sudah mempunyai pacar.
Kemarin baru saja kami bertemu bertatap muka, dia tersenyum, dan aku pun tersenyum.
Dan tau apa yang membuat aku tersenyum selain melihat senyumnya yang manis?
Dia memakai gantungan kunci di tasnya bertuliskan "happy valentine", itu adalah gantungan kunci yang aku berikan waktu pertama kali kami kenal saat valentine 14 feb 2010.
:)))))
ENJOY!
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Kamu,
Seseorang yang selalu aku banggakan di depan mereka.
Sesuatu yang selalu berputar dalam otakku."
Pikirku dalam hati.
Aku sedang menunggu jemputan di sekolah pukul 2 siang, tepatnya di depan gerbang.
Tak sadar seseorang menepuk pundakku sampai 3 kali, ternyata KAMU. Wajahku memerah melihat senyumnya yang manis di bibirnya.
"Kok belum pulang?"
"Iya nih lagi nunggu jemputan, kamu ngapain disini?"
"Nungguin kamu lah hehe.."
"Gombal lagi.. Gombal lagi.. hadeh"
Kami berbincang-bincang sampai lupa waktu. Entah mengapa waktu berjalan begitu cepat saat aku bersamanya.
Rasanya baru saja aku melihat senyumnya yang manis depan mata, tau-tau harus melihatnya lewat mimpi indah malam hari.
Kini sudah 4 bulan kita dekat, kamu masih sama seperti dulu, begitu juga aku.
Masih sama-sama malu untuk mengungkapkan cinta.
Padahal apalagi sih yang ditunggu-tunggu, tinggal bilang perasaan masing-masing aja kok repot?
Aku selalu gagal untuk menatap matanya walau sekali saja, tetapi dia selalu membuat aku tersipu malu hanya dengan menatap mata ku sambil tersenyum lembut.
Kami sedang bermain beramai-ramai dengan teman-teman kami, yang dimana temanku adalah temannya juga.
Disitu, dia membawaku ke sebuah taman. Kami berdua disana.
"Tau gak kita bisa dekat karena apa?" tanya dia sambil menepuk kepalaku.
"Apa? gak inget hahahaha.." Jawabku.
Dia melirik, dan menghembuskan nafas dengan keras. Lalu dia duduk di hadapanku sambil memegang selembar foto.
"Foto ini yang buat kita deket sampe sekarang. Masa sih kamu lupa? apa kamu lagi ngodein aku? Hayooo". Sambil tersenyum dia menunjukkan foto itu ke depan mataku.
Dan aku tersenyum, aku mengambil foto itu dari tangannya.
Itu adalah foto pribadiku yang aku simpan di dalam dompet, tapi entah mengapa bisa jatuh di depan kelas dan dia yang menemukannya.
Dia pernah menyayangi seseorang, sangat sayang. Namun wanita itu tidak menggubrisnya, mungkin karena kekurangannya yang terlalu rendah di mata orang.
Dia tidak rajin, tidak begitu tampan, perokok, mungkin juga pernah menjadi peminum.
Tapi entah mengapa aku sangat-sangat-sangat mencintainya.
Jujur saja, selama kurang lebih 4 bulan kami dekat, aku sering cemburu kepada wanita itu walau dia tidak sedang membahasnya. Rasanya dalam hati ini sakit.
Di taman ini, dia bertanya dengan memegang ke2 tanganku. "Apakah aku ada di hatimu?".
Hatiku berdegup kencang, aku malu sekaligus takut. Tanganku bergemetar.
Dia bertanya lagi. "Kamu takut gak kehilangan aku?". Genggamannya makin erat.
Aku terdiam, lalu aku menjawab "Aku.. iya memang sebenernya.........", belum selesai ngomong semuanya sama dia, temannya memanggil kami untuk makan malam!
Kami pun memutus pembicaraan tadi dan langsung bergegas ke sana.
Oh Tuhan, aku hanya ingin mengatakan bahwa aku mencintainya selama ini, dan aku tak ingin seseorang memiliki dia. Namun aku baru saja membuang kesempatan itu.
Malam itu menjadi malam terindah yang pernah aku miliki.
Biasanya kami hanya bermesra-mesraan lewat chatting, tapi tidak untuk malam itu. SUNGGUH NYATA.
Tak akan pernah aku bisa lupakan genggaman tangannya yang dingin, dan matanya yang serius menatap wajahku.
Tak terasa 2 bulan berlalu, kami melewatinya dengan hal biasa saja. Ketemu di sekolah, pulang chatting sampai malam.
Tapi untuk kali ini berbeda. Aku putuskan malam ini untuk memberanikan diri mengatakan bahwa dia adalah orang yang ku sayang.
Aku meng-update status di bbm dengan memaki-maki diriku sendiri, aku merasa sangat bodoh saat itu, tapi kali ini lagi-lagi aku gagal.
Aku membuatnya penasaran sampai 30 menit lebih, dan akhirnya paket bbm aku habis. JLEB! Obrolan kami terputus begitu saja.
Tak lama dari situ, hpnya hilang.
Kami lost contact selama 2 bulan, entah mengapa di sekolah jarang bertemu dengannya, sampai suatu saat bertemu kami sudah seperti tidak pernah kenal, tegoran pun tidak.
Aku kangen.
Temanku mengusap air mata di wajahku. Ini terlalu pahit. Dia adalah orang yang membuat aku salah tingkah, aku bahagia, aku selalu memanfaatkan waktu istirahat dan pulang sekolah untuk melihat wajahnya, tapi sekarang tidak.
Besok adalah hari ulang tahunnya, entah aku akan memberinya ucapan selamat ulang tahun atau tidak, aku takut.
Besoknya ku beranikan diri datang ke rumah dia, dan menjabat tangannya saat dia membuka pintu. Dia tersenyum dan hanya mengucapkan "makasih ya". Sudah, tidak ada basa-basi lagi seperti dulu.
Lalu aku pulang dengan rasa kesal, sangat kesal.
Aku berpikir berulang-ulang apa kesalahan yang sudah aku buat padanya.
Sebulan sudah berlalu masa-masa pahit. Memang Tuhan sungguh adil.
Kami dekat kembali.
Aku dan dia sudah seperti orang pacaran setiap hari. Banyak teman-temannya yang menyuruhnya untuk menembak aku, tapi dia tetap saja tak berani untuk melakukannya.
Jujur, aku menunggu.
Suatu hari aku ribut dengan Ayahku, aku menangis di depannya karena Ayahku memakiku lewat telepon saat aku pergi dengannya.
Aku dipeluk dan dia mengusap air mata di wajahku saat itu, aku menjelaskan apa yang sebenernya terjadi antara aku dan ayahku.
Tak pernah aku duga, saat itu juga dia mengantar aku untuk pulang, dan dia yang datang menghadap ayahku untuk menjelaskan semuanya sampai-sampai ayahku tertegun memandangnya.
Aku sangat berterimakasih.
Sakit hati yang aku dapat, ketika aku mendapat kabar dari temannya bahwa dia pernah bertanya kepada temannya itu. "Kira-kira gw bakal terus atau balik aja ya ke si itu?".
Logikanya, sebenernya dia masih cinta dengan wanita yang dia pernah cintai itu.
Saat itu juga aku putuskan untuk menghapus semua kontaknya, bbm, telepon, pokoknya semuanya.
Aku menangis, menyesali semua itu. Aku rasakan sakit yang teramat dalam. Kami bubar.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku sudah duduk di bangku kelas 12, dan memang hanya menunggu waktu 2 bulan lagi untuk Ujian.
Lagi-lagi dia datang kepadaku. Dan menggodaku seperti dulu lagi.
Aku menganggapnya hanya candaan saja.
Aku beranikan untuk mengatakan itu kepada semua teman-temanku yang bertanya bagaimana hubungan aku dengan dia.
Walau dalam hati ini masih tersimpan rasa perih, dan sayang yang sebenarnya untuk dia, tapi tetap saja aku tidak ingin hal dulu terulang kembali.
Aku sedang mengerjakan tugas, tiba-tiba hp ku berdering dan tertera namanya disitu. Dia menelponku.
"Ada apa?" sahutku.
"Maafin aku ya. Maafin banget."
Aku terdiam, heran, bingung, untuk apa dia minta maaf.
Akhirnya kami berbincang-bincang sampai larut malam. Walau dalam perbincangan itu dia belum juga memberi alasan mengapa dia tiba-tiba meminta maaf.
Aku coba bertanya kepada satu-satu temannya, akhirnya ku dapatkan semua informasi tentangnya.
Dia meminta maaf karena dia telah merasa bersalah waktu aku sangat-sangat mencintainya, dia malah mencoba untuk balik ke seseorang itu, aku seperti dipermainkan, walau maksudnya bukan begitu tapi tetap saja sakit sekali. Dan sekarang, dia ingin serius kepadaku, mungkin sudah terlambat, aku sudah terlanjur menganggap semua itu hanya candaan saja, aku sudah terlanjur bilang bahwa aku tidak pernah ingin serius dengannya karena masa laluku yang kelam dengannya.
Aku rasa, aku adalah wanita terkuat disini. Aku kuat untuk diriku, walau aku tau hatiku rapuh, aku mencoba untuk bangkit. Sudah terlanjur aku membuat keputusan, jalani saja apa yang ada walau hati ini menahan semua rasa yang pedih, aku mencintai diriku.
Sekarang dia sudah mempunyai pacar.
Kemarin baru saja kami bertemu bertatap muka, dia tersenyum, dan aku pun tersenyum.
Dan tau apa yang membuat aku tersenyum selain melihat senyumnya yang manis?
Dia memakai gantungan kunci di tasnya bertuliskan "happy valentine", itu adalah gantungan kunci yang aku berikan waktu pertama kali kami kenal saat valentine 14 feb 2010.
:)))))
PS : THAT'S NOT MY TRUE STORY.
ReplyDelete